Ngarai Sianok
Potensi Bukittinggi
Bidang Pendidikan
Bidang pendidikan ditetapkan menjadi potensi unggulan daerah Kota Bukittinggi, juga sejalan dengan fungsi dan kondisi alamiah Kota Bukittinggi dengan udaranya yang sejuk akan sangat mendukung bagi penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana didunia ini Kota Pendidikan itu adalah kota yang berudara sejuk.
Oleh karena itu, sejak dari zaman Belanda, Kota Bukittinggi dan sekitarnya dijadikan sebagai tempat pendirian pusat-pusat pendidikan. Kita kenal dengan “ sekolah Raja “,Fakultas Kedokteran Pertama, Sekolah Mosvia, Kweek School, Mulo, Sekolah Tata Praja (APDN), HIS dan Ambach shcool. Dan pada Zaman awal kemerdekaan berdiri sekolah Polwan dan kadet serta Pamong Paraja yang pertama di Indonesia, bahkan Universitas Andalas yang saat ini berada di Padang, sebelumnya berada di Bukittinggi.
Dalam melestarikan bukti sejarah pendidikan tersebut, pemerintah kota Bukittinggi telah membangun Monumen Kadet dan Tugu Polwan serta melestarikan bangunan Pamong Paraja.
Biophilia is the idea that humans possess an innate tendency to seek connections with nature. The term translates
Peningkatan pelayanan pendidikan dijadikan sebagai salah satu agenda pembangunan ini tidak hanya pada pendidikan dasra dan menengah, tetapi juga pada pengembangan pendidikan tinggi yang berbasis aqidah. Melalui peletakan prioritas pembangunan pada peningkatan kualitas pendidikan diharapkan kualitas sumber daya manusia secara bertahap akan dapat ditingkatkan dan pondasi pendidikan bertaraf internasional dapat diwujudkan.
Bukittinggi sebagai Kota Pendidikan telah memiliki sarana dan prasarana pendidikan yang memadai karena saat ini telah tersedia 34 Taman Kanak-kanak, 59 Sekolah Dasar, 10 SLTP, 15 SMU, 13 SMK dan 18 Perguruan Tinggi. Jangkauan pelayanan pendidikan tidak hanya untuk putra daerah Kota Bukittinggi saja, akan tetapi meliputi Wilayah Sumatera Barat bagian Utara, sebagian Riau, Sumatera Utara dan Jambi. Demikian juga tenaga guru/ dosen telah memadai sehingga prestasi akademik pelajar kota ini sangat membanggakan.
Biophilia is the idea that humans possess an innate tendency to seek connections with nature. The term translates
Dengan kondisi demikian maka ke depan orientasi pendidikan harus diupayakan bagaiman menciptakan kualitas akademik yang tinggi dibarengi dengan kualitas agama yang sempurna. Hal ini harus kita antisipasi karena dampak globalisasi akan menyebabkan pengaruh negatifnya merasuk ke rumah tangga. Untuk itu kedepan akan dikembangkan Pembangunan SDM berbasis Aqidah, maka pola pendidikan yang berbasis agama sudah dimulai sejak dini (dari kandungan).
Potensi Bukittinggi
Bidang Kesehatan
Kota Bukittinggi yang memiliki iklam sejuk ini memiliki peluang yang sangat besar sebagai kota pelayanan kesehatan dan peristirahatan. Kota dengan luas relative kecil ini telah memiliki 5 rumah sakit yaitu 3 buah milik pemerintah dan 2 swasta dengan didukung oleh 5 unit puskesmas non inpres yang tersebar ditiap kecamatan dan 6 puskesmas keliling serta 15 puskesmas pembantu. Keunggulan pelayanan kesehatan di Kota Bukittinggi ini adalah terdapatnya pusat pengembangan dan pelayanan stroke nasional yang merupakan satu-satunya di Indonesia.
Biophilia is the idea that humans possess an innate tendency to seek connections with nature. The term translates
Kondisi sarana dan prasarana yang relative memadai itu, berkorelasi positif dengan tingkat kujungan pasien, pada tahun 2004 sebanyak 259.196 orang tekah dating kerumah sakit yang da di Bukittinggi. Manurut daerah asalnya 46,26% penderita yang dirawat di rumah sakit Bukittinggi berasaldari luar dalam propinsi Sumatera Barat, 48,73% dari bukittinggi dan 5,01%berasal dari luar Provinsi Sumatera Barat.
Potensi Bukittinggi
Bidang Kepariwisataan
Bidang Kepariwisataan ditetapkan
sebagai potensi unggulan daerah Kota Bukittinggi adalah
berangkat dari kondisi alam dan geografis Kota Bukittinggi itu
sendiri.
Kota bukittinggi saat ini mempunyai luas + 25.239 km 2
terletak ditengah-tengah Propinsi Sumatera Barat dengan
ketinggian antara 909 M – 941 M diatas permukaan laut. Suhu
udara berkisar 17, 1o C sampai 24,9o C, merupakan
iklim udara yang sejuk. Posisinya yang strategis merupakan
segitiga perlintasan menuju ke utara , timur dan selatan
Sumatera.
Topografi kota yang berbukit dan berlembah dengan panorama alam yang elek serta dikelilingi oleh tiga gunung, Merapi, Singgalang dan Sago seakan menjadi tonggak penyangga untuk memperkokoh Bukittinggi. Inilah yang menyebabkan Bukittinggi disebut juga sebagai “Kota Tri Arga”.
Disamping itu, Bukittinggi juga dilengkapi dengan peninggalan sejarah yang dapat diketgorikan sebagai keajaiban seperti, Lobang Jepang, benteng Fort De Kock, jam Gadang dll. Hal ini membuktikan Bukittinggi sebagai kota tua yang sarat dengan sejarah, salah satunya yang selalu melekat dengan sejarah bangsa yaitu : Bukittinggi menjadi Ibu Kota Republik pada masa PDRI Desember 1949 – Juli 1950.
Karunia alam yang ditopang dengan karunia sejarah ini, menyebabkan Bukittinggi menjadi tujuan wisata yang menarik untuk dinikmati. Sinergi dengan potensi unggulan derah lainnya. Bukittinggi juga dikembangkan menjadi wisata Perdagangan dan jasa , wisata kesehatan, wisata konfrensi dan peristirahatan serta jasa lain-lain. Ini dapat dibuktikan dengan kontribusi sector pariwisata untuk menompang PAD Bukittinggi yaitu : antara 30-40 %.
Untuk mendukung sektor pariwisata ini disamping objek alam yang ada dalam kota Bukittinggi, juga menyediakan paket-paket wisata daerah-derah sekitarnya. Dalam hal ini Bukittinggi akan berperan sebagai “ Home Base “ kunjungan wisata daerah-daerah lain. Saat ini Bukittinggi terdapat sebanyak 43 buah hotel baik berbintang maupun melati ditambah 11 mes/wisma/pondok wisata. Tidak salah kiranya Bukittinggi ditetapkan sebagai kota Wisata dan sekaligus Kota Tujuan Wisata Propinsi Sumatera Barat pada tanggal 11 Maret 1984 Bukittinggi dicanangkan sebagai Kota Wisata dan Daerah Tujuan Wisata Utama di Sumatera Barat. Dan pada bulan Oktober 1987 ditetapkan sebagai daerah Pengembangan Pariwisata Propinsi sumatera Barat dengan Perda Nomor : 25 tahun 1987.
Potensi
Wisata
Bukittinggi
Wisata Pemandangan
Wisata Sejarah
Wisata Budaya
Wisata Kuliner / Belanja
Wisata Konferensi
-
Balai Sidang Hatta
-
Auditorium Pustaka Hatta
-
Istana Bung Hatta
Potensi Bukittinggi
Bidang Perdagangan & Jasa
BBidang Perdagangan dan Jasa
ditetapkan sebagai potensi unggulan daerah adalah berangkat dan
sejalan dengan fungsi Bukittinggi itu sendiri.
Dari sejarah Kota Bukittinggi, dimulai dengan didirikannya Pasar
Atas diatas Bukit Kandang Kabau pada tahun 1858 yang dimaksudkan
sebagai tempat transaksi bagi masyarakatnya. Lokasi inilah yang
berkembang dan diperluas menjadi pusat kegiatan masyarakat
Bukittinggi. Dengan demikian sejak semula Bukittinggi
dimaksudkan dan mempunyai fungsi sebagai tempat perdagangan.
Seiring dengan pesatnya perkembangan kegiatan perdagangan,
sekaligus melekat pada fungsi penyediaan jasa.
Fungsi sebagai kota Perdagangan dan
Jasa sudah melekat pada Kota Bukittinggi yasng berkembangnya
dewasa ini demikian pesatnya, apalagi dengan didukung 4 pusat
pasar induk :
1. Pasar Atas
2. Pasar Bawah
3. Pasar Simpang Aur
4. Pasar Banto
Menjadikan Bukittinggi sebagai sentral perdagangan, yang bukan hanya berskala regional, khususnya untuk barang-barang konveksi, pakaian jadi dan barang-barang kerajinan tangan. Produk ini merupakan kerajinan masyakat sekitar Bukittinggi dan pada umumnya dipasarkan di Pasar Aur dan potensi ini juga berskala nasional dan bahkan mancanegara.
Sektor Perdagangan dan jasa merupakan sektor penyumbang utama bagi pendapatan Kota Bukittinggiu, dimana hamper setengah pendapatan daerah pada tahun 2005 (43 %) yang ditunjukkan dengan PDRB Kota Bukittinggi menjadi Pusat Pelayanan perdagangan dan jasa.
Disamping itu untuk mendukung dunia
perdagangan dan jasa, kota ini juga berpotensi di bidang
industri. Salah satunya adalah industri hasil pertanian dan
kehutanan di Kota Bukittinggi berjumlah 810 jenis usaha
industri, 5 jenis usaha industri yang cukup besar antara lain :
- Industri Roti Kue Kering
- Industri Kerupuk
- Moudelling Komponen Bahan Bangunan
- Industri perabot
- Industri Kopi Bubuk
Sedangkan jumlah unit usaha 7 yang
bergerak pada sector industri aneka jumlah 434 unit usaha.
Perusahaan yang relative besar dan mengalami peningkatan pesat
adalah industri pakaian jadi, konveksi, border dan industri
sepatu / sandal.
Potensi inilah kedepan yang akan semakin dikembangkan dan akan
berupaya menjadikan Bukittinggi sebagai “Etalase” perdagangan di
Sumatera Barat. Kemungkinan tersebut telah dirintis melalui
berbagai kerjasama dengan daerah tetangga dan bahkan dengan
Negara tetangga.
Apalagi dengan masuknya IMT-GT dan IMS-GT dimana untuk hubungan
darat Bukittinggi dengan segala pertumbuhan yang telah dimilki
saat ini membuka peluang untuk menjadikan gerbang utama Sumatera
Barat untuk segitiga pertumbuhan tersebut.