Pemerintahan Kota Bukittinggi

Download Area

 * Menjunjung * Transparansi
Sekilas Bukittinggi

Jembatan Limpapeh

Adalah jembatan gantung di atas Jalan Ahmad Yani, Bukittinggi yang menghubungkan Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan dengan Benteng Fort de Kock. Bentangan jembatan memiliki panjang 90 meter dan lebar 3,8 meter.

Kota Bukittinggi merupakan kota dengan perekonomian terbesar kedua di Provinsi Sumatra Barat, Indonesia.

Kota ini pernah menjadi ibu kota Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia.

Mari bergabung

Dalam Aplikasi
Sistem Bukittinggi Hebat

Tentang kami

Struktur Pemerintahan Bukittinggi

Perangkat daerah yang menjalankan sistem pemerintahan Kota Bukittinggi

SP4N LAPOR!

Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat

Sampaikan laporan Anda langsung kepada kami instansi pemerintahan yang berwenang.

Masukan Laporan

Pusat Perdagangan Grosir Terbesar di Pulau Sumatera

Bukittinggi merupakan salah satu pusat perdagangan grosir terbesar di Pulau Sumatera, terutama komoditas tekstil dan pakaian. Pusat perdagangan utamanya terdapat di Pasar Ateh, Pasar Bawah, dan Pasar Aur Kuning. Namun, pandemi Covid-19 membuatnya sepi pengunjung. Dari sektor perekonomian, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bukittinggi berada di urutan ke-2 setelah Padang, dengan sektor perdagangan dan jasa menjadi sektor dominan yang menggerakkan aktivitas perekonomian masyarakatnya.

Punya Jam Gadang Kembaran Big Ben

Bukittinggi memiliki Jam Gadang yang tak kalah dengan menara jam Big Ben di London. Menara yang menjadi ikon Bukittinggi ini juga mampu menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Meski disebut kembar, faktanya tak demikian. Jam Gadang memiliki tinggi 26 meter, sedangkan Big Ben memiliki ketinggian 96 meter. Puncak menara Jam Gadang berbentuk seperti atap tanduk kerbau yang menjadi ciri khas rumah gadang, sementara Big Ben dibangun dengan puncak menara yang runcing. Satu hal yang serupa dari ikon Kota Bukittinggi dan London itu adalah mesin yang dipakai di dalam kedua menara ini. Ternyata, mesin yang digunakan pada Jam Gadang sama persis dengan mesin jam Big Ben yang dibuat oleh perusahaan dari Jerman yakni Vortmann Relinghausen. Mesin jam ini hanya ada dua unit di dunia.

Kota Kolonial yang Diciptakan Belanda

'Bukittinggi tidak lahir dari rahim kebudayaan Minangkabau', itulah kalimat yang pernah dikatakan Bung Hatta. Berdasarkan sejarah, Bukittinggi diciptakan oleh Belanda untuk menggempur Kaum Padri pada pada 1826. Pada awal dibangun, Belanda memberi nama Fort de Kock untuk kota berhawa sejuk ini. Fort de Kock merupakan sebuah benteng di puncak bukit. De Kock diambil dari nama seorang perwira Belanda yang pernah menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda yakni Hendrik Merkus de Kock.

Kota Besar Kedua di Sumbar dan Kecil Keempat di Indonesia

Bukittinggi menjadi kota terbesar kedua di Provinsi Sumatera Barat setelah Padang. Secara de jure, Bukittinggi memiliki luas wilayah 145,29 kilometer persegi, tetapi secara de facto hanya 25,24 kilometer persegi. Itu karena sebagian masyarakat Kabupaten Agam, Bukittinggi, menolak perluasan wilayah tersebut. Karenanyai, Bukittinggi menjadi kota terkecil urutan keempat se-Indonesia setelah kota Padang Panjang yang memiliki luas 23 km2.

5