detail news

03 Feb 2016, 00:00

facebook whatapps

Dialog Pin Polio

Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio akan berlangsung pada 08-15 Maret 2016 mendatang. PIN dilaksanakan serentak diseluruh Indonesia. Guna lebih diketahui oleh masyarakat, Dialog Interaktif Selamat Pagi Walikota bersama Radio Elsi FM pada Selasa (02/02) mengangkat masalah itu diruang Asisten III Setdako Bukittinggi.

Kabag Humas Yulman, SIP, MM saat memandu Dialog itu mengatakan PIM Polio merupakan kegiatan imunisasi tambahan untuk mencakup seluruh anak umur 0-59 bulan tanpa melihat status imunisasinya, termasuk pendatang. Target cakupan di tiap Posyandu minimal 95%. Akan ada 133 Pos PIN di 7 wilayah Puskesmas. Data anak usia 0-59 tahun yang menjadi target sebanyak 12.650 orang. Baik anak usia 0-59 tahun telah menerima imunisasi lengkap ataupun belum.

dr. Silvia Anggraini, MM Kabid Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi salah satu narasumber menyatakan untuk PIN Polio nanti telah ada sosialisasi dan promosi dari Puskesmas dan jaringannya. Termasuk juga sosialisasi tingkat kecamatan dan kota. Dinas Kesehatan pun telah memberika pengetahuan langsung kepada masyarakat dan lewat media. Menurut Silvia, imunisasi secara rutin di Posyandu, Puskesmas dan Rumah Sakit di seluruh Bukittinggi. Penyuluhan pun dilakukan secara perorangan, perkelurahan, kecamatan maupun lewat media.

Sejauh ini masalah kejadian ikutan setelah imunisasi seperti demam masih normal dan bisa ditanggulangi dengan obat demam. Jika anak-anak tidak diimunisasi akan ada penyakit berbahaya yang mengintai dan dapat menyebabkan kecacatan dan kematian. Bagi ibu ataupun keluarga yang takut anaknya diimunisasi dapat berkonsultasi langsung ke Dinas Kesehatan ataupun Puskesmas. Anak usia 0-59 bulan yang akan dimunisasi berlaku umum walaupun sedang mendapat ASI, sedang menerima terapi antibiotik ataupun dalam keadaan gangguan gizi berat. Namun bagi bayi dengan berat badan lahir rendah dibawah dua kilo, pemberian imunisasi Polio ditunda sampai berat badan lebih dari dua kilo atau usia lebih dari dua bulan dengan kondisi klinis stabil.

Untuk anak Bukittinggi yang saat PIN ini berada diluar Bukittinggi bisa menerima imunisasi diluar kota karena PIN bersifat nasional. Demikian juga warga luar Bukittinggi yang kebetulan berada di Bukittinggi bisa menerima imunisasi polio di Bukittinggi.

Imunisasi merupakan program wajib pemerintah untuk mencegah kecacatan dan kematian. Tahapan imunisasi wajib adalah dari usia 0-7 hari diberika imunisasi Hepatitis Hbo, 0-1 bulan diberikan imunisasi BCG, 2-3-4 bulan DPt hb, Hib, dan polio 2,3,4 dalam jangka waktu 4-6 minggu, usia 9 bulan imunisasi campak, 18 bulan imunisasi ulangan DPt, usia 24 imunisasi campak. Imunisasi tambahan untuk anak kelas 1/ kelas 2 SD yaitu imunisasi TT, Campak dan Td. Sementara untuk calon pengantin wanita diberikan imunisasi tetatus. Ada juga imunisasi meningitis dan hemafilis influensa untuk calon haji.

Sementara Elfia Zuriati, SPd, MPd Kasi KB dari Kantor PPKB mengatakan ada 189 kader KB yang telah ikut mendata dan ikut mensukseskan dengan menjadi kader Posyandu di 133 Pos PIN di 7 wilayah Puskesmas. Masing-masing pos akan ada 5 kader Posyandu yang bertugas dari H-1 sampai selesai. Jika banyak yang tidak datang maka akan disweaping kerumah-rumah. Pada hari H selain imunisasi, kader akan memberikan penyuluhan Bina Keluarga Balita dan Stimulasi tumbuh kembang Balita.

Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang terbukti sangat efektif. Banyak kematian dan kecacatan yang disebabkan oleh penyakit dapat dicegah dengan imunisasi. Pada prinsipnya imunisasi melindungi anak dari penyakit berbahaya yang bisa menyebabkan kesakitan, kecacatan atau kematian. Seperti penyakit Polio. Untuk mencegah hal itu perlu dilakukan kegiatan eradikasi (pemusnahan total sampai ke akarnya yang terserang penyakit atau seluruh inang untuk membasmi suatu penyakit) polio secara golbal yang akan memberikan keuntungan secara finansial. Biaya jangka pendek yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan eradikasi tidak akan seberapa dibanding dengan keuntungan yang didapat dalam jangka panjang. Tidak akan ada lagi anak-anak yang menjadi cacat polio sehingga biaya yang diperlukan untuk rehabilitasi penderita polio dan biaya untuk imunisasi polio dapat dihemat.

Indonesia telah berhasil menerima sertifikasi bebas polio bersama dengan negara anggota WHO di South East Asia Region (SEAR) pada Bulan Maret 2014. Untuk mempertahankan keberhasilan tersebut dan untuk melaksanakan strategi menuju eradikasi polio di dunia, Indonesia akan melakukan beberapa rangkaian kegiatan yaitu Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio, penggantian vaksin trivalent Oral Polio Vaccine (tOPV) ke bivalent Oral Polio Vaccine (bOPV) dan introduksi Inactivated Polio Vaccine (IPV). Diharapkan pada akhir Tahun 2018 penyakit polio dapat dihapus diseluruh Indonesia dan dunia.

Berkaitan dengan penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD), Kasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Eka Budi Satria, SKM, MPH mengatakan saat ini ada tren peningkatan DBD karena siklus musim hujan. Bukittinggi ada peningkatan kasus DBD. Masyarakat harus tahu apa itu penyakit DBD da bagaimana mencegahnya. DKK telah menggerakkan Puskesmas berkoordinasi dengan lurah, Camat, RT/ RW untuk mencegah penyebaran penyakit DBD ini.

Eka mengharapkan masyarakat dapat lebih waspada terhadap vektor Aides Aigepty karena telah ada di Bukittinggi. Masyarakat harus memberantas sarang nyamuk, rajin menguras bak mandi, tempat penampungan air baik didalam rumah maupun diluar rumah. (fika/kominfo)